Adab Supaya Dikurniai Husnul Khatimah
1. Sebaik-baik umur adalah umur yang panjang dan penuh dengan amal saleh. Dan seburuk-buruk umur menurut Allah adalah yang panjang umurnya tetapi diisi dengan dosa dan maksiyat kepada Allah.
2. Keadaan di akhir hayat seseorang bergantung kepada amalan sehari-hari. Oleh karena itu, isilah hari-hari kita dengan selalu meningkatkan iman dan amal saleh.
3. Selain berusaha untuk selalu meningkatkan ibadah fardhu dan sunnat, maka perlu memperbanyak amalan ihsan, yaitu amalan yang memberi kebaikan kepada orang banyak, baik berupa ajakan untuk kembali kepada Allah (dakwah ilallaah), menyebarkan ilmu, menyebarkan kasih sayang, menyebarkan amal saleh, dan selalu tawa shaubil wa tawaa shaubish-shabr.
4. Tidak meminta mati kacuali karena telah terjadi fitnah yang mengancam keselamatan diri dan agamanya.
5. Jangan sekali-kali berfikir untuk mengakhiri hidup dengan jalan pintas karena adanya tekanan hidup yang berat. Orang yang mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas (bunuh diri) tidak akan diterima amalnya dan dipastikan dia akan masuk neraka.
6. Ajal adalah sebuah misteri, merupakan rahasia Allah. Bisa datang secepat kilat, tetapi bisa tidak datang-datang walaupun telah dinanti-nantikan setiap saat. Namun jika ajal telah datang, tidak bisa ditunda atau dimajukan walaupun sedetik.
7. Mendawamkan doa untuk dijadikan orang yang husnul-khatimah pada setiap akhir shalat fardhu.
8. Selalu menumbuhkan perasaan khauf dan rajaa (takut dan harap), yaitu takut akan tidak diampuninya dosa-dosanya dan berharap bahwa Allah itu Maha Rahman dan Rahim yang akan selalu memberikan rahmat kepada orang-orang yang dikehendakinya.
9. Ketika sudah ada tanda-tanda kan dipanggil oleh Allah, perbanyaklah membaca kalimat thayyibah, karena siapa yang ucapan terakhirnya adalah Laa Ilaaha illallah orang itu dijamin masuk sorga.
Tanda-tanda husnul khatimah
* Tanda – tanda Husnul Khatimah: [1] Mengucapkan syahadat menjelang kematiannya, [2] Meninggal dalam keadaan berkeringat di dahi (keningnya), [3] Meninggal pada malam Jum’at atau siangnya, [4] Mati syahid di medan jihad, [5] Mati sebagai tentara di jalan Allah, [6] Meninggal dengan sebab sakit tha’un (pes/sampar), [7] Meninggal dengan sebab sakit perut, [8] Meninggal karena tenggelam, [9] Meninggal karena keruntuhan bangunan, [10] Seorang wanita yang meninggal di dalam masa nifasnya yaitu meninggal karena melahirkan anaknya, [11] Meninggal dengan sebab terbakar, [12] Meninggal dengan sebab sakit dzatul jambi (radang selaput dada), [13] Meninggal dengan sebab sakit paru-paru (TBC), [14] Meninggal dalam rangka mempertahankan harta yang akan dirampas, [15-16] Meninggal dalam rangka mempertahankan agama dan jiwa, [17] Mati sebagai murabith (pasukan yang berjaga di daerah perbatasan) di dalam perang di jalan Allah, [18] Meninggal di atas amalan shalih.